efek samping

Kebiasaan menulis pendek-pendek dengan dibatasi oleh 140 karakter membuat kemampuan menulis panjang Anda menjadi terkikis.

Efek ini sangat terasa ketika Anda menulis laporan praktikum segala macam artikel baik artikel blog maupun laporan tidak resmi.

Mungkin ini sebabnya saya lama gak update blog.


Ga nyambung? Sambungin sendiri! huh
#ngomongsamatembok


Sory nyampah.


ttd

sang empunya blog

Potensi Wisata Pesisir Selatan Jogja (1)

(Part1 : 7 beaches trip a day @Gunung Kidul)

Mungkin sudah banyak yang mendengar dan ngerti tentang keindahan pemandangan pantai selatan gunung kidul dengan bukit-bukit karangnya dan pasir putihnya.
Bersama dengan Ukit, Mas Chul dan Qonny, memanfaatkan libur panjang di akhir pekan, dan sejenak melupakan kepenatan rutinitas dan dunia kampus, sekaligus menjalankan amanah untuk melakukan survey pantai pesisir selatan, kita berangkat ke pesisir selatan kabupaten gunung kidul.
Dimulai dari salah satu pantai paling pojok timur di selatan DIY, sebuah pantai bernama Sadeng (nope, bukan sedeng). Dengan bensin dan semangat terisi penuh, 84km jalanan naik turun berkelok-kelok khas gunung kidul tak terasa dilalui dalam waktu 2 jam. Eits, sebelum sampai ke Pantai Sadeng, ternyata eh ternyata, disini juga memiliki keindahan alam bernama situs Bengawan Solo Purba, pemandangan lembah hijau yang terasa menakjubkan, salah satu mahakarya Sang Pencipta, ketika disana, Subhanallah, jauh-jauh kesini, disuguhi pemandangan alam yang luar biasa. Diri ini yang memang belum pernah menyambangi daerah sini menjadi terpukau #lebay. Sayang, belum ada rest area atau tempat berhenti kendaraan bermotor untuk menikmati keindahan ciptaan Allah SWT ini, untungnya untuk menggunakan sepeda motor, tinggal minggir dan parkir dengan rapih. Nah kalo buat mobil? Bingung deh mau berhenti dimana, soalnya jalanannya naik turun.

Bengawan Solo Purba



Bengawan Solo Purba ini terletak sekiranya 5 km sebelum mencapai pantai sadeng, letaknya juga sebelum pos retribusi masuk pantai kok. Pantai Sadeng sendiri, memiliki keindahan khas pesisir selatan Gunung Kidul, pantai pasir putih dan bukit karang. Deburan ombak bersahutan seperti alunan musik pesisir, ditambah jalan setapak ditengah pemecah ombak untuk lebih merasakan derasnya ombak laut selatan, seru!

Karena target dari perjalanan ini adalah mensurvey pantai wisata, tak bisa berlama-lama disini, ditengah teriknya sinar matahari, kami melanjutkan perjalanan ke pantai wediombo, 7km barat Sadeng, melintasi jalan pegunungan yang sempit, naik turun, berkelok dan sepi. Mikir juga, kalo mau bikin Need for Speed : Jogja Drift, setting di Gunung Kidul pas banget. Haha
Takutluas (baca: Wediombo)(maksa), pantai selatan yang menghadap tepat ke barat. Luasnya ga kayak pantai-pantai gunung kidul lain, ini lebar banget. Oke, dan sayangnya belum di eksplorasi dengan baik untuk dijadikan tempat wisata, padahal potensial banget. Mungkin karena jaraknya jauh kali yak.
Pantai Wediombo
Puas bernarsis ria, touring dilanjutkan ke baratnya lagi, Pantai Siung, setengah jam naik motor dari Wediombo. Indahnya pantai ini lebih baik dilukiskan dengan gambar.

Next stop Pantai Indrayanti, FYI, selepas Siung, retribusi masuk selanjutnya akan sepaket dari Indrayanti sampe Baron, jadi cukup bayar sekali retribusi aja untuk masuk pantai Indrayanti, Sundak, Ngandong, Sadranan, Drini, Baron, Kukup, Krakal dkk. Pantai Indrayanti ini paling terkelola dengan baik sejauh ini, bersih dan rapi. Punya tempat camping, penginapan, outbound yang cukup baik. Untuk menikmati keindahan pantai sambil makan juga bisa, sayang harga makanannya mahal-mahal bok :hammer
Pantai Indrayanti HDR
Sundak, Ngandong, Sadranan. Lokasinya berdekatan, parkir sekali langsung bisa dapet 3 tempat sekaligus. Disini mah udah ramai, mungkin lebih terkenal kali yak. Pas sampai sini udah mendung dan udah menjelang senja, gabisa ambil foto oke.
---
Pantai pesisir selatan  yang dimiliki kabupaten gunung kidul ini sungguh memiliki kekayaan pemandangan yang sedap dinikmati mata dan rasa. Ciri khasnya adalah bebatuan dan bukit karang, pasir putih dan air yang cenderung bersih. Selama perjalanan pun disuguhi alam yang masih hijau, jalan yang naik-turun, berkelok-kelok dan sepi. Jauh dari asap knalpot dan bunyi klakson, at least masih jarang lah.
Menikmati deburan ombak dan pemandangan bukit karang di pantai berpasir putih, sendiri maupun bersama-sama, it's truly a paradise. Menikmati alam, lukisan agung Sang Pencipta.
Tambahan saja, setiap parkir di pantai ditarik biaya 2000 untuk sepeda motor, 5000 untuk mobil :hammer:

Menurut saya pribadi, favorit saya adalah Pantai Wediombo dan Pantai Siung, coba deh kesana, menikmati keindahan alam lokal J
Cheers J


light on! -tapi gunakan untuk keselamatan Anda-

lampu penerangan merupakan komponen penting dalam kendaraan bermotor, terutama untuk membantu penghilatan pengendara di malam hari dan menjaga pengendara untuk bersiaga akan datangnya kendaraan lain dari sudut berbeda atau arah berlawanan.

di jalan yang gelap, minim penerangan jalan, kita biasanya menggunakan mode lampu jauh/sorot atau beberapa orang mengatakannya sebagai lampu tembak-mampu menerangi jalan lebih jauh dan luas- namun menyilaukan pengendara yang datang dari arah berlawanan.

memang wajar kita sebagai pengendara yang memiliki penghilatan malam terbatas, sangat membutuhkan bantuan dari alat penerangan, baik dari PJU atau dari kendaraan kita sendiri. wajar juga kalau kita menggunakan lampu jauh di jalanan yang gelap dan cenderung sepi, agar kita memiliki pandangan lebih jauh dan luas dan lebih bisa mengantisipasi banyak hal di depan kendaraan.

perlu diingat, lampu jauh menyilaukan pengendara dari arah berlawanan, penggunaan lampu jauh yang tidak sesuai pada tempatnya justru malah bisa menimbulkan celaka atau membahayakan keselamatan. sungguh menyebalkan ketika kita ada di jalan yang tidak begitu ramai dan cenderung gelap, kendaraan yang datang dari arah berlawanan tetap menyalakan lampunya dalam mode lampu jauh, seakan gak peduli sama pengendara di depannya. sering saya kesilauan gara-gara pengendara macam ini, udah dikasih lampu dim berkali-kali tetep aja gak ngeh, gak saling pengertian antar pengguna jalan -tsaah-.

okelah kalau itu "cuma" motor yang masih pake lampu standar, atau mungkin pengendaranya yang kebiasaan pake lampu jauh karena keterbatasan penghilatan atau ya, gatau gimana ngembaliin lampu ke mode normal *sigh*. kadang yang jauh lebih berbahaya ketika mobil apalagi yang udah pake lampu modif, masang lampu jauh dan ga mau ngerti sama silaunya pengendara lain, terutama pengendara motor, yang hanya dilindungi film kaca visor.

intinya adalah, mari kita gunakan lampu kendaraan secara bijak dan saling menghargai pengguna jalan lain, kembaliin lampu ke mode normal selama beberapa detik sampai pengendara itu lewat, toh gak berat kan.

sekian curhatan colongan dari seorang pengguna jalan raya

cheers